Quote:
Ada kebiasaan salah yang selama ini dilakukan keluarga dalam menyiapkan susu untuk anak-anaknya. Diantara kebiasaan salah itu adalah membiarkan susu yang telah diseduh dalam waktu yang lama, baru diberikan kepada anaknya untuk diminum. Misalnya saja ketika dalam perjalanan panjang. Dengan alasan agar tidak repot, susu formula dibuat dulu di rumah kemudian dimasukkan ke dalam wadah untuk dibawa pergi. Di dalam perjalanan naik bus atau naik kereta api, susu yang sudah siap minum itu tinggal memberikan kepada anak ketika ia meminta susu. Atau dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah tangga, seorang ayah atau ibu membuatkan susu untuk anak-anaknya, namun karena anak-anak masih asyik bermain sehingga susu tidak segera diminum. Mereka tidak mempedulikan hidangan susu yang sudah disiapkan sejak tadi, baru setelah selesai bermain susu itu diminum. Ternyata, kebiasaan seperti ini tidak baik menurut tinjauan kesehatan. Menurut para ahli kesehatan, setelah diseduh, susu tidak boleh didiamkan dalam waktu lama. Pada suhu kamar, susu harus dihabiskan 2 (dua) jam setelah diseduh. Mengapa demikian? “Susu adalah suatu media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, karena itu setelah diencerkan sebaiknya susu tidak dibiarkan dalam waktu lama, sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak,” jelas Prof. Dr. Sam Soeharto, Sp.MK (K), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI). Prof. Sam Soeharto menjelaskan bakteri pada susu mampu memperbanyak diri setiap 20 menit, yang sangat ditentukan keadaan sekitar (biasanya suhu kamar 25 derajat celsius). Hal tersebut juga dibenarkan oleh Dr. Ir. Roy Sparingga, M.App,Sc, Deputi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM. “Bakteri berkembang sangat cepat sekali,” kata Dr. Roy Sparingga. |
Spoiler for perkembangan sel bakteri sangat cepat:
Perkembangan bakteri bisa terjadi sangat cepat setiap 20 menit. Jadi ketika dibiarkan hingga 2 jam, maka sel-sel bakteri di dalam susu sudah sangat berlimpah. Berikut jumlah perkembangan bakteri yang disampaikan Dr. Roy Sparingga:
0 menit : 1 sel bakteri
20 menit : 2 sel bakteri
40 menit : 4 sel bakteri
1 jam : 64 sel bakteri
4 jam : 16,8 juta sel bakteri
5 jam : 1,1 miliar bakteri
Luar biasa perkembangan sel bakteri di dalam media susu. Dalam waktu lima jam saja sudah berkembang menjadi lebih dari satu milyar sel bakteri.
“Bisa dibayangkan berapa banyak bakteri kalau susu dibiarkan lebih dari 2 jam setelah diseduh. Maka kalau keracunan susu bukan cuma tanggung jawab produsen, tapi dilihat apakah konsumen juga melakukan proses penyajian susu yang benar,” jelas Dr Roy.
Menurut Prof. Sam Soeharto, bakteri pada susu sebenarnya mudah mati, cukup dengan pemanasan 70 derajat celcius saja sudah mati. Selain itu, pastikan cuci tangan sebelum menyiapkan susu dan jangan mengonsumsi susu yang sudah disiapkan sejak 2 jam sebelumnya. Susu yang sudah disiapkan lebih dari 2 jam harus dibuang dan ganti dengan yang baru.
Nah, jelas bukan ? Jika kita menyiapkan susu untuk keluarga, harus segera dihabiskan dalam waktu cepat. Jangan dibiarkan berlama-lama dalam gelas baru diminum. Hal ini untuk menghindari kasus keracunan akibat meminum susu seduhan. Jika susu sudah lewat dua jam sejak diseduh, jangan merasa sia-sia jika membuangnya. Karena jika tetap diminum dengan alasan agar tidak mubadzir dan tidak terjadi pemborosan, justru akan bisa membawa masalah bagi kesehatan.
Maka agar tidak mubadzir, susu harus segera dihabiskan setelah diseduh.
UPDATE
Quote:
Susu yang sudah dibuka dan ditempatkan di sebuah wadah hanya akan awet paling lama dua jam. Susu segar, yakni yang hanya mengalami proses pasteurisasi (pemanasan) sampai suhu 85 derajat celsius selama 30 detik, sebaiknya segera dihabiskan setelah dibuka. Jika tidak, maka simpan susu dalam suhu dingin (4 derajat celsius). Pendinginan ini bertujuan untuk menghambat tumbuhnya bakteri pembusuk. Dalam keadaan dingin, susu segar bisa bertahan selama dua hari. Susu segar kemasan yang belum dibuka atau tidak mengalami kebocoran wadah bisa disimpan dalam keadaan dingin paling lama enam bulan. Beberapa ciri yang menandakan susu rusak dan tidak layak dikonsumsi: * Terjadi perubahan rasa dan aroma, yaitu menjadi asam, busuk, dan tidak segar. * Tampak menggumpal atau memisah. Khusus yoghurt, rasanya memang asam, tetapi bila masih bagus, maka aromanya segar dan penampakan produk tidak memisah. * Susu kental manis secara alami akan mengalami perubahan warna dan kekentalan. Produk tersebut masih aman dikonsumsi meski warna berubah agak tua dan lebih kental, asalkan rasa dan aromanya masih normal. * Untuk susu cair, perubahan warna biasanya menunjukkan indikasi awal kerusakan. Itu tanda adanya pertumbuhan bakteri dan peningkatan keasaman. Jadi, sebaiknya tidak dikonsumsi. |